Tentang Buku Menikahimu Sampai Ujung Usia

 

 


Setiap manusia yang beriman, akan selalu merindukan pasangan halal demi menggenapkan separuh agamanya. Bersyukurlah bagi laki-laki dan perempuan yang telah menemukan belahan jiwanya dibarengi perasaan cinta untuk kemudian berniat meraih rida-Nya dengan menikah. Dari titik ini mereka telah memiliki satu kunci kemudahan menjalani biduk rumah tangga selanjutnya.

Berbeda halnya dengan pasangan halal yang bertemu tanpa saling mencinta, di sini perlu komitmen kuat untuk melahirkan cinta sepanjang menjalani rumah tangga. Tapi jangan dianggap rumit melahirkan cinta, sesungguhnya cinta dalam rumah tangga timbul sebab interaksi yang konsisten dan saling menghargai satu sama lainnya.

Pada dasarnya, sebuah rumah tangga sama saja dengan kehidupan manusia pada umumnya, penuh liku-liku perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan hubungannya. Ibarat sebuah kapal yang berlayar, gelombang ombak selalu datang menghantam badan kapal. Di sanalah tugas suami istri untuk mengendalikan arah kapal agar tetap berlayar agar sampai ke tujuan. Sementara kendalinya adalah keimanan kepada Allah Swt. sebagai petunjuk dan pemberi kekuatan.  

Jika prinsip keimanan tidak tertancap kuat di dalam keluarga, akan mungkin pasangan suami istri hanya sekedar menjalani ritual rumah tangga tanpa ruh di dalamnya, tanpa kesadaran dan tanggung jawab ketika menjalankan perannya. Seringkali sebab permasalahan keluarga yang menumpuk, suami tidak segan melakukan tindak kekerasan kepada istrinya. Bahkan tidak sedikit keluarga yang demikian awalnya harmonis tapi di tengah-tengahnya oleng sehingga kandas di akhir perjalanan. Padahal keluarga adalah komponen terpenting untuk membangun masyarakat. Bahkan nabi dan rasul juga menjalani hidup berkeluarga untuk misi Ilahiah dan menciptakan masyarakat insani. Jika batu bata penyusun keluarga itu kokoh maka bangunan masyarakat yang terbentuk juga akan kokoh, begitu juga sebaliknya. Jika sebuah keluarga mudah digoncangkan, maka masyarakat yang terbentuk juga pasti akan rapuh, mudah terbawa arus keburukan. Mengingat pentingnya keluarga, semestinya menyadarkan manusia akan pentingnya upaya mewujudkan keluarga yang harmonis.

Pasangan suami istri diharapkan dapat merajut benang-benang cinta menjadi ikatan kokoh berbekal iman yang menghunjam sehingga melahirkan keluarga yang sakinah, mawaddah hingga menuju rahmah. Untuk itu, perlu adanya prinsip dalam kehidupan berkeluarga, antara lain kemantapan dalam berumah tangga yang dibuktikan dengan kesungguhan dalam rangka beribadah kepada Allah Swt., melahirkan romantika-romantika dalam berkeluarga dengan upaya saling tolong-menolong satu sama lain, serta belajar menghadapi konflik kecil maupun besar dengan upaya sebijak mungkin melalui musyawarah keluarga. Jika seluruh prinsip berkeluarga dapat direalisasikan dengan baik, niscaya kehidupan sakinah, mawaddah, dan rahmah hingga masa tua akan terwujud.

Lalu bagaimana memulai merealisasikan prinsip berkeluarga?

Untuk menghayati kehidupan suami istri diperlukan ilmu. Rasulullah Saw., sebagai orang yang sangat patuh kepada Allah, berpegang teguh kepada syariat Allah dan memiliki akhlak yang sangat mulia pantas menjadi teladan bagi umat manusia. Belajar menyelami kehidupan romantis Rasulullah bersama istri-istri beliau akan memberi pengetahuan tentang bagaimana menjalani kehidupan suami istri secara wajar dan penuh kemesraan. Dengan ilmu, kehidupan rumah tangga yang tampak rumit akan terasa lebih mudah dan indah.

Mulailah merajut cinta bersama pasangan dengan penuh kerelaan dan kekompakan agar dapat mencapai derajat keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah seperti yang didambakan setiap manusia salih dan salihah. 

Selamat membaca buku "Menikahimu Sampai Ujung Usia"!

 

Posting Komentar

0 Komentar